Senin, 15 Desember 2014

Menabung adalah suatu Kebutuhan


Hampir semua uraian juga menyinggung tentang menabung. Kata orang pekerjaan paling sulit adalah menabung. Apalagi akibat kondisi ekonomi dan keuangan saat ini memang memiliki argumentasi yang sangat masuk akal, apa yang mau ditabung. Pemikiran dasar terletak pada ”perasaan” kalau ada kelebihan uang, saya akan menabung dan karena ”perasaan” selalu tidak ada kelebihan uang, maka tidak pernah ada yang ditabung. Padahal kata tuan Robert T. Kiyosaki rezeki yang ada dalam tangan Anda tergantung pada apa yang ada dalam pikiran (perasaan) anda. Kondisi riil keuangan untuk menabung memang selalu tidak terwujud karena pandangan terhadap konsep tabungan juga sudah salah.
Konsep umum tentang tabungan di seluruh dunia adalah :
Tabungan = Penghasilan – Kebutuhan.

Dalam teori ilmu ekonomi (Makro Ekonomi) ada konsep/rumus sederhana mirip yaitu :

S (Saving) = Y (Income) – C (Consumption)

Rumus di atas telah menjadi pemahaman umum tentang tabungan. Nampaknya menyebabkan hal yang sama yaitu tidak pernah ada angka penghasilan yang mampu menghasilkan tabungan karena kebutuhan manusia memang tidak ada batasnya. Rumus diatas juga berakibat terhadap pandangan bahwa “Tabungan dan Kebutuhan” adalah dua hal yang berbeda, sebatas hubungan sebab akibat. Karena penghasilan kecil maka tidak ada yang ditabung.

Tetapi sebuah keluarga mengatakan walau penghasilan kami sudah naik tiga kali lipat setelah Otonomi Daerah juga tidak dapat menabung karena pengeluaran juga bertambah. Kondisi lain, sebuah keluarga miskin selalu punya uang untuk membeli rokok dalam satu bulan sampai Rp. 300.000,- lebih (2 bungkus/hari @ Rp. 15.000,-  x  30 hari), tetapi menabung misalnya hanya Rp. 450.000,- untuk anak-isteri-cucu tercinta mereka selalu tidak mampu, tidak ada uang. Alasannya sangat masuk akal, rokok adalah kebutuhan, untuk menabung nanti kalau ada lebih. Ini berarti tabungan belum menjadi kebutuhan. Kalau ini yang terjadi maka kondisi ekonomi sebuah keluarga berapa pun besar tambahan penghasilan akan tetap saja seperti sebelumnya. Kebutuhan uang untuk pendidikan anak, kesehatan dan kebutuhan lainnya akan tetap bermasalah. Dengan kata lain kemarin sama hari ini akan sama saja dengan besok. Padahal semua orang bercita-cita hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini.

Dalam kegiatan motivasi yg saya ikuti , konsep dan rumus di atas diubah (ditantang) dengan pemikiran bahwa :
·         Masa depan akan berubah apabila kita mulai merubahnya mulai hari ini, bukan besok.
·         Untuk mencapai sebuah kondisi (sejahtera) diperlukan konsep (peta jalan) yang jelas, riil dan mampu dibuat oleh siapapun, prospek tabungan (pensiun).
·         Perlu perubahan pandangan terhadap : penghasilan, tabungan dan kebutuhan dengan merubah konsep bahwa tabungan dijadikan kebutuhan utama bila ingin sejahtera, tabungan identik dengan masa depan, kebutuhan menabung lebih dari kebutuhan merokok (minimal disamakan).
·         Fakta membuktikan bahwa ternyata tidak ada hubungan antara penghasilan (gaji) dengan besarnya tabungan. Seorang akademisi dan peneliti dari sebuah Perguruan Tinggi sangat kaget mendengar pernyataan ini. Ini fakta yang tidak memerlukan penelitian. Berapa besar Anda menabung ternyata tidak tergantung penghasilan, tetapi tergantung Anda.
·         Pada dasarnya pekerjaan riil yang pasti mampu dibuat oleh siapa pun dengan mengabaikan dulu besar kecilnya tabungan, adalah menabung.
Rumus di atas dirubah  menjadi :

PENGHASILAN – TABUNGAN = KEBUTUHAN,  atau 
KEBUTUHAN  =  PENGHASILAN – TABUNGAN

Melalui pandangan dan rumus ini maka setiap keluarga (orang) akan mampu dan memiliki tabungan berapapun kecilnya penghasilan. Dalam jangka panjang akan menjadi harapan yang dapat diukur. (lihat lampiran 1, menabung hanya Rp. 100.000,- per bulan selama 35 tahun menjadi Rp. 1,2 milyar). Solusi yang mampu dibuat dan riil adalah menabung.


1 komentar:

  1. Oleh karena itu tugas kita adalah mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menabung. Bagi sebagian besar masyarakat kita menabung adalah sesuatu yang sulit tetapi membeli rokok, kendaraa, pakaian dll sangat mudah walau harus berhutang. Karena banyak dari masyarakat kita lebih mengutamakan Style dari pafa Safety.

    bundagie.blogspot.com

    BalasHapus